BAB 1
PENHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kata
globalisasi menunjukan gejala menyatunya kehidupan manusia di bumi tanpa
mengenal batas-batas fisik-geografik dan sosial yang kita kenal sekarang ini.
Globalisasi berkembang melalui proses yang dipicu dan dipacu oleh kemajuan
pesat revolusi dibidang teknologi komunikasi atau informasi, transportasi dan
pedagang yang dikenal dengan istilah Triple T.
Globalisasi
membawa banyak pengaruh dalam kehidupan kita ,baik sebagai individu maupun
dalam kehidupan bermsyarakat,berbangsa dan bernegara. Perubahan dari
globalisasi tersebut di satu sisi dapat membawa kemajuan,namun di sisi lain
dikhawatirkan akan menghancurkan atau sekurang-kurangnya mengikis negara bangsa
(nationstate). Di satu pihak ekonomi global menuju ke satu kesatuan dan di
pihak lain terjadi kecendrungan (trend) politik lahirnya ratusan negara baru.
Sehubung dengan itu,pertanyaan yang menarik untuk di kaji ialah: Apakah
‘’globalisasi’’ akan menghilangkan negara bangsa (nationstate)? Agar negara
bangsa Indonesia tidak tergilas dampak negatif globalisasi tersebut, berbagai
transformasi yang membawa perubahan tidak di pandang sebagai ‘’ancaman’’ ,
tetapi harus dipandang sebagai ‘’peluang’’ untuk meningkatkan ,mengembangkan
dan memperkokoh diri kita sebagai bangsa,agar sejajar dengan bangsa-bangsa
lain yang telah maju. Untuk itulah
diperlukan Tannas yang tangguh bagi bangsa Indonesia di Era Globalisasi.
Makala
ini dibuat untuk mengkaji dan melihat globalisasi itu sebagai suatu tantangan,
agar kita dapat memanfaatkan peluang yang ada di dalam arena globalisasi
tersebut untuk kemajuan dari kesejahteraan bangsa kita. Selain itu,makala ini
juga akan mengkaji pengaruh globalisasi dan nasionalisme serta menganalisis
berdasarkan paradigma dan metode berpikir Pancasila. Kemudian juga akan
mengkaji bagaimana tannas Indonesia dalam menghadapi globalisasi, agar tetap
survive sebagai bangsa dan negara dalam tatanan masyarakat Pancasila yang
berdasarkan UUD 1945 untuk mencapai tujuan dan cita-cita Nasional.
Dengan
mempelajari makala ini ,di harapkan mampu memahami pengaruh globalisasi dalam
kerangka tannas Indonesia dan upaya untuk menghadapi, memanipulasi dan
memanfaatkan pengaruh tersebut untuk meningkatkan tannas Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam
makalah ini akan di bahas beberapa masalah, diantaranya yaitu :
- Bagaimana tannas Indonesia menghadapi globalisasi sebagai tantangan ?
- Apa saja manfaat dan kerugian dari organisasi bisnis yang mengglobal ?
- Apa saja dampak globalisasi terhadap kehidupan bangsa Indonesia ?
- Bagaimana globalisasi dan nasionalisme ?
- Bagaimana meningkatkan ketahanan nasional Indonesia dalam menghadapi era globalisasi ?
1.3
Maksut dan Tujuan
Dalam
menghadapi globalisasi, di harapkan bangsa Indonesia melihat globalisasi itu
sebagai suatu tantangan, agar dapat memanfaatkan peluang yang ada di arena
globalisasi untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa kita. Dengan adanya
penulisan makalah ini di harapkan pembaca dapat :
- Mengkaji dan melihat globalisasi itu sebagai suatu tantangan yang dapat dimanfaatkan,
- Mengidentifikasi manfaat dan kerugian dari organisasi bisnis yang mengglobal,
- Menganalisis dampak globalisasi bagi kehidupan bangsa Indonesia,
- Memahami globalisasi dan nasionalisme,
- Meningkatkan ketahanan nasional Indonesia dalam menghadapi era globalisasi.
BAB 2
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 Globalisasi Sebagai Tantangan
Pada
prinsipnya, proses globalisasi ada yang bertujuan intensional dan ada pula yang bertujuan impersonal. Proses globalisasi yang intensional dapat dilihat misalnya pada kegiatan perdagangan dan
pemasaran, sedangkan proses globalisasi yang impersonal dapat kita lihat, misalnya dalam gerakan fundamentalis,
agama dan kecendrungan-kecendrungan pasar yang agag sulit untuk dijelaskan
sebab-sebabnya,misalnya mundurnya mobil buatan Amerika di pasaran dunia dewasa
ini.
Globalisasi
yang menyeruak dewasa ini dipicu dan dipacu oleh kemajuan peasat dalam bidang
teknologi yang di istilahkan dengan Triple
‘’T’’ Revolution, yaitu perkembangan kemajuan teknologi di sektor
telekomunikasi informasi, transportasi dan trade (liberslisasi perdagangan).
Ketiga hal tersebut menjadi kekuatan pemicu dan pemacu globalisasi yang kita
hadapi sekarang ini.
Kekuatan
teknologi tersebut telah mengubah masyarakat dunia termasuk masyarakat
Indonesia. Masyarakat semakin terbuka dan kini di rasuki oleh nilai-nilai
global yang menawarkan berbagai citra ideal yang ditopang oleh komunikasi yang
sangat cepat dan kemajuan teknologi yang telah menyatukan kehidupan umat
manusia dewasa ini.
Dewasa
ini kita mengenal ‘’bazar global’’ karena dunia sebenarnya telah merupakan
pasaran bersama dengan adanya alat-alat komunikasi serta entertainment global
melalui jaringan TV, internet, film, musik maupun majalah-majalah maka dunia
dewasa ini telah merupakan suatu pasar yang besar (global cultural bazaar).
Dengan
mudahnya, transportasi dunia turisme tidak hanya menjadi monopoli negara-negara
industri maju. Dewasa ini tidak mengherankan apabila kitamenemui turis-turis
Indonesia berada di mancanegara.
Kemajuan turisme bukan hanya menunjukan peningkatan taraf kehidupan manusia,
tetapi juga berbagai dampak negatif terhadap budaya setempat.
Pembentukan
dan penyebaran citra global dapat dilihat dengan nyata yaitu munculnya berbagai
pusat perbelanjaan yang mewakili kemajuan bisnis dunia yang merupakan salah
satu lokomotif dari bersatunya proses peraturan dunia. Di Jakarta dan beberapa
kota besar di Indonesia misalnya bermunculan pusat-pusat perbelanjaan yang
tidak kalah besar dan isinya menyamai pusat-pusat perbelanjaan di kota-kota
besar lainnya,seperti di New York, London, Tokyo, Hongkong, Singapura dan
Bangkok. Bisnis produk pertanian juga meningkat melalui jaringan pusat-pusat
perbelanjaan tersebut. Lihat saja pasar buah-buahan di Indonesia yang di
banjiri oleh buah-buahan impor.
Menurut
Champy, lingkungan yang mampu menghadapi tantangan masa depan adalah sebagai
berikut :
Pertama,
lingkungan yang merangsang pemikiran majemuk. Lingkungan itu tidak mungkin lagi
di tentukan oleh produsen, tetapi oleh suatu tim yang sadar akan tujuan yang
dicapai dan peka terhadap keinginan konsumen.
Kedua, untuk memenuhi
selera pasar ‘’konsumen’’, diperlukan manusi-manusia yang menguasai ilmu dan
keterampilan tertentu serta menjalankan
instruksi pimpinan dengan penuh tanggung jawab.
Ketiga, masyarakat
masa depan merupakan masyarakat ‘’meritokrasi’’, yaitu masyarakat yang
menghormati prestasi dari pada ststusnya dalam organisasi.
Keempat,
lingkungan yang menghormati seseorang yang dapat menuntaskan pekerjaannya dan
bukan berdasarkan kedudukannya di dalam organisasi. Inilah transformasi
perusahaan yang menggambarkan pula transformasi kebudayaan manusia.
Globalisasi
itu, sebagaimana di utarakan oleh Presiden Soeharto bahwa suka atau tidak suka
ia akan ada atau datang dan tidak bisa kita hindari.
Globalisasi
itu bergerak di tiga arena kehidupan manusia yaitu di arena ekonomi, politik,
dan kebudayaan. Di dalam arena ekonomi proses globalisasi tersebut mempengaruhi
pengaturan-pengaturan sosial dalam produksi, pertukaran barang, distribusi dan
konsumsi baik barang maupun pelayanan (service)
Dalam
globalisasi politik tampak terlihat berkurangnya peranan pemerintah dan
membesarnya peranan masyarakat (swasta). Kita lihat saja munculnya barisan
SATPAM sebagai penjaga keamanan di kantor-kantor atau di daerah pemukiman yang
ekslusif. Dalam bidang komunikasi mempergunakan ekonomi, peran swasta semakin
besar menuju kegiatan internasional atau kegiatan antar pemerintah. Dalam hal
kedaulatan negara, ada tendensi atau kecendrungan diserahkan kepada unit-unit
politik yang lebih luas, seperti Uni Eropa, ASEAN, APEC, Organisasi-organisasi
Internsional, seperti UN (PBB), WTO,
IMF,UNISCO merupakan contoh munculnya unit-unit politik yang lebih luas
(supranasional).
Apabila
sebelumnya kita mengenal bentuk-bentuk budaya yang terikat pada waktu dan
tempat, yang beraneka ragam dengan nilai-nilainya yang spesifik, dengan adanya
proses globalisasi ini mengancam keberadaannya. Kontak dengan budaya lain sudah
merupakan suatu keharusan dan tidak dapat dielakan karena hubungan komunikasi
yang tidak mengenal batas-batas negara. Terjadilah relativisasi nilai budaya
dan memungkinkan munculnya sinkritisme budaya yang sifatnya transnasional.
Berikut
ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di
dunia :
a. Perubahan
dalam Konstantin ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon
genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi
demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme
memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.
b. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling
bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional,
peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi
semacam World Trade
Organization (WTO).
c. Peningkatan
interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama
televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat
ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai
hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion,
literatur, dan makanan.
d. Meningkatnya
masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional,inflasi regional dan lain-lain.
2.2 Manfaat dan Kerugian dari Organisasi Bisnis
yang Mengglobal
Manfaat globalisasi ekonomi
a. Produksi
global dapat ditingkatkan
Pandangan
ini sesuai dengan teori 'Keuntungan Komparatif' dari David
Ricardo. Melalui spesialisasi dan
perdagangan faktor-faktor produksi dunia dapat digunakan dengan lebih efesien,
output dunia bertambah dan masyarakat akan memperoleh keuntungan dari
spesialisasi dan perdagangan dalam bentuk pendapatan yang meningkat, yang
selanjutnya dapat meningkatkan pembelanjaan dan tabungan.
b. Meningkatkan
kemakmuran masyarakat dalam suatu negara
Perdagangan
yang lebih bebas memungkinkan masyarakat dari berbagai negara mengimpor lebih
banyak barang dari luar negeri. Hal ini menyebabkan konsumen mempunyai pilihan
barang yang lebih banyak. Selain itu, konsumen juga dapat menikmati barang yang
lebih baik dengan harga yang lebih rendah.
c. Meluaskan
pasar untuk produk dalam negeri
Perdagangan
luar negeri yang lebih bebas memungkinkan setiap negara memperoleh pasaryang jauh lebih luas dari pasar dalam negeri.
d. Dapat
memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik
Modal
dapat diperoleh dari investasi asing dan terutama dinikmati oleh negara-negara
berkembang karena masalah kekurangan modal dan tenaga ahli serta tenaga
terdidik yang berpengalaman kebanyakan dihadapi oleh negara-negara berkembang.
e. Menyediakan
dana tambahan untuk pembangunan ekonomi
Pembangunan
sektor industri dan berbagai sektor lainnya bukan saja dikembangkan oleh
perusahaan asing, tetapi terutamanya melalui investasi yang dilakukan oleh
perusahaan swasta domestik. Perusahaan domestik ini seringkali memerlukan modal
dari bank atau pasar saham. dana dari luar negeri terutama dari negara-negara
maju yang memasuki pasar uang dan pasar modal di dalam negeri dapat membantu
menyediakan modal yang dibutuhkan tersebut.
Kerugian
globalisasi ekonomi
a. Menghambat
pertumbuhan sektor industri
Salah
satu efek dari globalisasi adalah perkembangan sistem perdagangan luar negeri
yang lebih bebas. Perkembangan ini menyebabkan negara-negara berkembang tidak
dapat lagi menggunakan tarif yang tingi untuk memberikan proteksi kepada
industri yang baru berkembang (infant industry). Dengan demikian, perdagangan
luar negeri yang lebih bebas menimbulkan hambatan kepada negara berkembang
untuk memajukan sektor industri domestik yang lebih cepat. Selain itu,
ketergantungan kepada industri-industri yang dimiliki perusahaan multinasional
semakin meningkat.
b. Memperburuk
neraca pembayaran
Globalisasi
cenderung menaikkan barang-barang impor. Sebaliknya, apabila suatu negara tidak mampu
bersaing, maka ekspor tidak berkembang. Keadaan ini dapat memperburuk kondisineraca pembayaran. Efek buruk lain dari globaliassi terhadap neraca
pembayaran adalah pembayaran neto pendapatan faktor produksi dari luar negeri
cenderung mengalami defisit. Investasi asing yang bertambah banyak menyebabkan
aliran pembayaran keuntungan (pendapatan) investasi ke luar negeri semakin
meningkat. Tidak berkembangnya ekspor dapat berakibat buruk terhadap neraca
pembayaran.
c. Sektor
keuangan semakin tidak stabil
Salah
satu efek penting dari globalisasi adalah pengaliran investasi (modal)
portofolio yang semakin besar. Investasi ini terutama meliputi partisipasi dana
luar negeri ke pasar saham. Ketika pasar saham sedang meningkat, dana ini
akan mengalir masuk, neraca pembayaran bertambah bak dan nilai uang akan bertambah baik. Sebaliknya, ketika
harga-harga saham di pasar saham menurun, dana dalam negeri akan mengalir ke
luar negeri, neraca pembayaran cenderung menjadi bertambah buruk dan nilai mata
uang domestik merosot. Ketidakstabilan di sektor keuangan ini dapat menimbulkan
efek buruk kepada kestabilan kegiatan ekonomi secara keseluruhan.
d. Memperburuk
prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang
Apabila
hal-hal yang dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dlam jangka pendek pertumbuhan ekonominya
menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan yang seperti ini akan
mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan
nasional dan kesempatan kerja akan
semakin lambat pertumbuhannya dan masalah pengangguran tidak dapat diatasi atau
malah semakin
2.3Dampak Globalisasi Terhadap Kehidupan Bangsa Indonesia.
Dari
aspek ideologi, Pancasila yang merupakan “way of life” bangsa Indonesia saat
ini menghadapi tantangan serius, bukan saja orang enggan bicara tentang
Pancasila, tetapi justru nilai-nilai yang terkandung didalamnya nyaris tidak
lagi dihayati dan diamalkan. Mungkin hal ini adalah akibat dan sikap traumatis
dari pengalaman masa lalu, atau dapat pula karena terlahir generasi baru yang
telah menganggap bahwa Pancasila sudah tidak bermakna lagi.
Distorsi pemahaman dan implementasi yang terjadi saat ini, dapat kita amati fenomenanya antara lain :
Distorsi pemahaman dan implementasi yang terjadi saat ini, dapat kita amati fenomenanya antara lain :
·
Terjadinya
kemerosotan (dekadensi) moral, watak, mental dan perilaku/ etika hidup dan
berbangsa terutama pada generasi muda.
·
Gaya
hidup yang Hedonistik, materialistik konsumtif dan cenderung melahirkan sifat
ketamakan atau keserakahan, serta mengarah pada sifat dan sikap
individualistik.
·
Timbulnya
gejala politik yang berorientasi kepada kekuatan, kekuasaan dan kekerasan,
sehingga hukum sulit ditegakkan.
·
Persepsi
yang dangkal, wawasan yang sempit, beda pendapat yang berujung bermusuhan, anti
terhadap kritik serta sulit menerima perubahan yang pada akhirnya cenderung
anarkhis
2.4GLOBALISASI
DAN NASIONALISME
Globalisasi memang sering di
yakini oleh sebagian pengamat sebagai ancaman memudarnya nasionalisme. Buah
pikiran kenichi ohmae ’’Dunia Tanpa Batas’’ (the borderless would) bukan dimaksudkan demikian, Apa yang
dikemukakannya terutama dalam bidang bisnis memang akan menembus batas-batas
Negara, tetapi apakah dengan demikian akan menghilangkan Negara bangsa dan
identitas suatu bangsa? Perkembangan dunia hingga saat ini tampaknya masih
memperkuat pendapat terakhir. Hal ini mengingat bahwa:
1. Manusia itu sendiri
bukanlah semata-mata sekadar suatu mass
product, tetapi sebagai makhluk yang berakal,berperasaan dan berbudaya.
2. Fitrah manusia sebagai
makhluk sosial,yang bergolong-golongan maka globalisasi tersebut tampaknya
tidak akan menghilangkan perasaan kebangsaan.
3. Proses globalisasi tidak
akan berjalan secara mekanistik,pada akhirnya proses tersebut di ciptakan dan
di kembalikan oleh manusia. Bukanlah globalisasi yang merupaka ancaman
eksternal nasionalisme.
Ancaman bagi nasionalisme di
suatu Negara melainkan dari situasi ekonomi,sosial dan politik dalam negeri.
Dampak dari situasi ekonomi dalam negri dapat dilihat. contohnya pada semakin
banyaknya tenaga kerja kita yang mencari nafkah keluar negri terutama di
kawasan ASEAN. Untunglah bahwa
membanjirnya TKI kemancanegara lebih disebabkan oleh situasi ekonomi,bukan oleh
situasi politik sehingga kalupun terjadi pengalihan kewarganegaraan hal itu masih
terjadi secara sangat terbatas.
Karena itu,kita harus terus
berupaya agar perekonomian kita tetap berkembang dengan baik seraya harus di
jaga pula agar situasi poltik kita tetap kondusif bagi stabilitas dan keamanan
dalam negeri.
Ancaman ini diperburuk oleh
perbedaan asal keturunan antara pribumi yang mayoritas miskin dengan keturunan
cina yang sebagian besar relatif hidup berkecukupan.
Dari segi sosial, ancaman
bagi nasionalisme yang dapat terwujud dalam disintegrasi nasioanal adalah SARA
terutama konflik antar agama.Yang menjadi masalah adalah adanya upaya dari
individu dan klompok politik tertentu untuk menggunakan agama sebagai kendaraan
politik di dalam mewujudkan kepentingan politik mereka.Upaya seperti ini bisa
memperngaruhi lapisan menengah dan bawah untuk saling mencurigai.karena
itu,para pimpinan politik mestilah menyadari bahwa suatu proporsi politik dan
ekonomi yang wajar memenuhi rasa keadilan antar golongan agama haruslah
diciptakan.Artinya,golongan agama yang mayoritas jangan sampai merasa bahwa
mereka hanya memperoleh porsi yang sedikit.Sebaliknya,yang minoritas jangan
sampai merasa didiskriminasi.Jika keseimbangan yang prporsional yang di capai
dalam jabatan birokrasi,politik dan ekonomi,keseimbangan sosial akan
terpelihara.
Bahwa dewasa ini nasionalisme
kita,dan umumnya di kalangan Negara-negara berkembang,memiliki objek yang lain
jika dibandingkan dengan nasionalisme semasa penjajahan.
Semua itu adalah hal baru
dalam pengalaman hidup generasi tua,sehingga akibatnya timbul kekuatiran bahwa
pengaruh asing tersebut akan mencabut nila-nilai tradisiolan bangsa’’yang
luhur’’.
Dalam Negara demokrasi
perbedaan pendapat adalah suatu yang wajar yang merupakan karakter dari
demokrasi itu. Terkecuali apabila kritik tersebut hanya dibuat atas dasar kepentingan
dirinya atau kelompoknya tanpa kaitan sama sekali dengan kepentingan seluruh
bangsa,dilakukanya dengan tidak mengindahkan sopan santun serta diupayakan
melalui gangguan terhadap keamanaan dan stabilitas.
Tantangan
utama adalah mempertahankan nasiolalisme,dengan demikan tidak lagi ditentukan
semata-mata oleh adanya tantangan dari luar melainkan tantangan dari
dalam.Secara lebih konkret tantangan tersebut terwujud pada upaya untuk menjaga
citra bangsa dan Negara agar selalu positif dan dengan demikian menjadi
kebanggaan bagi seluruh warga Negara yang bersangkutan. Pengupayaan terwujudnya etika sosial
yang berlandaskan tiga hal: Jujur,bekerja keras,dan hemat.
Terjadinya penyalahgunaan
wewenang,kolusi,korupsi,nepotisme (ekonomi biaya tinggi) merupakan tanda bagi
adanya keharusan untuk menanamkan kejujuran terhadap semua individu.
Sesungguhnya dari segi kecerdasaan dan kemauan untuk maju,bangsa kita tidak
kalah dari bangsa-bangsa yang lain.Di bidang iptek,dalam dua dasawarsa terakhir
hal ini kita telah mampu membanggakan pesawat terbang produk IPTN dan kapal laut produk PT PAL. Prestasi olahraga,seperti
catur,bridge,dan bulu tangkis telah berhasil meningkatkan Citra Indonesia di
mata internasional. Pencapain seperti itu pasti akan menumbuhkan rasa sebangsa
bangga sebagai warga Negara Indonesia sehingga tidak perlu lagi ada orang yang
merasa rendah diri untuk mengakui dirinya sebagai orang Indonesia. Sudah tentu
merasa bangga terhadap bangsa dan Negara tidak hanya ditimbulkan oleh produk
iptek,tetapi juga dari faktor-faktor lain,seperti kondisi ekonomi dan citra
birokrsasi kita.
Paradigma pancasila
dalam menghadapi era globalisasi sebagai suatu tantangan dan sekaligus peluang
yang harus diraih berpijak pada budaya bangsa.sebagai bangsa Indonesia kita
tidak boleh tercabut dari akar budaya bangsa yaitu Pancasila.Budaya Pancasila
itulah yang menjadi jati diri bangsa Indonesia yang menentukan cara
berpikir,cara bersikap,dan cara berbuat,kita di dalam kehidupan
bermasyarakat,berbangsa dan bernegara dalam menghadapi tantangan
tersebut(globalisasi).Isu globalisasi seperti demokratisasi,hak asasi
manusia(human rights)dan lingkungan hidup harus di lihat dan dikaji bertitik
tolak pada paradigm (sudut pandang) Pancasila. Para pemikir bangsa dirumuskan
secara ringkas dan padat dalam pancasila (ideology pancasila). Para ahli
falsafah telah menunjuk bahwa sila pertama “ketuhanan yang maha esa” adalah
dasar dari segala sila (notonegoro 1959.106-107).
Istilah rakyat dalam system
sosialis komunis adalah agregasi manusia paling sempurna sehingga hanya sebagai
rakyat itulah manusia menemukan nilainya,bukan keangkuhan,kemanusian dengan
harkat maupun martabatnya. Perjuangan HAM
adalah tindakan pembangkangan dan pengkhinatan.
1. Individualisme
Manusia dilahirkan’’bebas’’dan dibekali oleh
ciptaannya dengan sejumlah asasi.
2. Ideologi Komunis:
Berdasarkan pada remis,bahwa semua materi
berkembang mengetahui hukum,kontradiksi dengan menempuh
proses’’dialektik’’.Ciri dari konsep dialektik tentang manusia ialah bahwa
tidak terdapat sifat permanen pada diri manusia.Berdasarkan pada perkembangan
dialektik diri manusia maka masyarakat dan sejarah dan berkembang secara
dialektik pula apabila diterapkan pada sejarah kehidupuan sosial disebut
materialism historis.
3. Pancasila:
Konsep manusia menurut ideologi pancasila
ialah manusia itu makhluk individu serentak mkhluk sosial.Monodualisme ini
adala kodrati,tidak sekedar empirik. Secara kodrati manusia tidak mungkin dapat
hidup sendiri,manusia yang satu memerlukan manusia yang lain.Hakikat dari konsep
manusia menurut pancasila adalah’’saling tergantung antar manusia’’.Saling
tergantung mempersyaratkan interaksi’’saling memberi’’antara manusia dalam
masyarakat dan Negara.Saling member inti isi dari nilai’’kekeluargaan:pasangan
saling berhubungan,saling ketergantungan,saling memberi adalah ciri pokok dari
kondisi’’integrasi’’.
Tiap ideology dalam sendirnya
memiliki konsep dasar beserta sejumlah konsep kunci yang taat asas dan
bertautan dengan konsep dasar ideology. Individualisme ialah hak asasi manusia
yang melekat sejak manusia dilahirkan dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapa
pun,kecuali dengan persetujuan .konsep dasar ini terumus dalam dua buah
intrinsic,yaitu “kebebasan dari kepentingan diri” (freedom and selef intrest).Konsep dasar ini melahirkan sejumlah
konsep kunci pertumbuhan ekonomi,yang pada gilirannya melahirkan konsep kunci,development,market power,economic
power,individualism,slef ach ievement,compotitif,conflict,the greates happiness
four the greatest number.
Dengan paradigma dan cara befikir
Pancasila itu kita memilih mana yang tepat untuk bangsa Indonesia agar
identitas dan integritas tetap lestari.Dengan paradigma dan cara berfikir
Pancasila itu kita mengarungi era kesejagatan itu,meraih segala peluang,untuk
membangun bangsa agar kelangsungan hidup bangsa ini tetap terpelihara dalam
rangka mencapai tujuan cita-cita nasional.Dengan kata lainnya,di era
kesejagatan ini kita harus siap menghadapinya dengan landasan dan cara
berfikir Pancasila untuk meningkatkan tannas Indonesia.
2.5 Meningkatkan
Ketahanan Nasional Indonesia Dalam Menghadapai Era Globalisasi
Untuk
menghadapi globalisasi tersebut kita harus tahu kekuatan dan kelemahan yang
kita miliki dalam segenap aspek kehidupan bangsa (astagatra) sebagai berikut :
1. Geografi
Potensi wilayah darat, laut,
udara dan iklim tropis sebagai ruang hidup sangat baik dan strategis, namun di
sisi lain terdapat kelemahan dalam pendayagunaan wilayah darat, laut
dirgantara, dan pengaturan tata ruangnya.
2. Sumber Kekayaan Alam
Potensi SKA di daratan,
lautan, dan dirgantara, baik yang bersifat hayati maupun nonhayati, serta yang
dapat diperbarui maupun yang tidak dapat diperbarui sangat besa. Hal ini
merupakan modal dan kekuatan dalam pembangunan. Kelemahaanya, belum sepenuhnya
potensi sumber kekayaan alam tersebut dimanfaatkan secara optimal. Hal ini
tidak sejalan dengan konsep pembangunan berkelanjutan dan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Di sisi lain juga sumber kekayaan alam yang ada tidak
seutuhnya dapat dijaga keamanannya dengan baik atau dengan kata lain rawan
pencurian.
3. Demografi.
Jumlah penduduk Indonesia
termasuk nomor 4 di dunia. Pertumbuhannya dapat ditekan melalui KB. Begitu juag
tingkat kesehatan harapan hidup, dan kualitas fisik semakin meningkat.
Kelemahannya, sebagian penduduk Indonesia antarwilayah atau daerah atau
antarpulau tidak proporsional, pertumbuhan belum mencapai zero grwoth dan
kualitas nonfisik yang masih rendah.
4. Ideologi
Pancasila telah diterima
sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan
bermasyarakat. Kelemahannya, pengamalan atau pmbudayaan Pancasila tersebut
belum sepenuhnya terwujud.
5. Politik
Dalam pelaksanaan politik
sudah diciptakan kerangka landasan sistem Politik Demokrasi Pancasila dan sudah
tertata terutama struktur politik dan mekanismenya. Kelemahannya, budaya
politik masih perlu perbaikan dan peningkatan. Suprastruktur masih sangat
dominan apabila dibandingkan dengan infrastruktur dan substruktur.
6. Ekonomi
Kekuatan perekonomian
Indonesia terletak pada struktur perekonomian yang makin seimbang antara sektor
pertanian dengan sektor industri dan jasa. Kelemahannya, perindustrian
Indonesia belum begitu kokoh karena masih tergantung pada impor bahan baku atau
komponen. Sementara itu, dalam proses pembangunan terjadi ekonomi biaya tinggi
(high cost economy) yang membuat inefisien biaya pembangunan. Kesenjangan
ekonomi juga cenderung semakin tinggi dapat memacu dan memicu destabilisasi
ekonomi dan politik yang berpengaruh terhadap kelangsungan pembangunan.
Perpajakan juga masih lemah dan perlu mendapat perhatian.
7. Sosial Budaya
Hasil pembangunan selama PJPT
I dapat meningkatkan kesejahteraan dan kecerdasan rakyat serta meningkatkan
harkat martabat dan jati diri sebagai bangsa Indonesia yang tidak lepas dari
akar kebudayaannya. Kelemahan yang perlu diperbaiki di antaranya, berkembangnya
primordialisme, kolusi, korupsi, dan nepotisme yang membudaya dan disiplin
nasional yang semakin merosot. Kehidupan masyarakat agak cenderung ke arah
individualis dan materialistis dan makin berkurangnya keteladanan para
pemimpin.
8. Pertahanan dan Keamanan
Bangsa Indonesia mewarisi
tradisi sebagai bangsa pejuang yang merebut kemerdekaan dari penjajah merupakan
sumber kekuatan. Kelemahannya sishankamrata tersebut belum sepenuhnya terwujud.
Kesadaran bela negara belum memasyarakat. Sementara itu tingkat keamanan
masyarakat masih terganggu dengan makin meningkatnya kriminalitas.
Faktor
yang sangat berpengaruh dominan adalah perekonomian, khususnya perdagangan
untuk memperoleh keuntungan bagi kesejahteraan rakyat masing-masing negara.
Kondisi sekarang negara-negara maju menguasai sebagian besar modal, teknologi
atau skill. Hal ini merupakan tantangan bagi bangsa Indonesia untuk
mensejajarkan diri dengan bangsa atau negara maju tersebut, melalui peningkatan
tannas Indonesia. Kunci dalam peningkatan tannas Indonesia itu adalah
peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia menuju ke penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang dilandasi oleh iman dan taqwa.
Tannas
Indonesia harus mampu meberikan jaminan, terhadap :
Identitas
dan integritas Nasional;
Eksistensi
bangsa Indonesia dan negara kesatuan Republik Indonesia;
Tercapainya
tujuan dan cita-cita Nasional
- Aspek Trigatra
Dalam
pengaturan aspek Trigatra yang perlu mendapat perhatian ialah :
a. Pengaturan tata ruang wilayah Nasional
yang serasi antara kepentingan kesejahteraan dan kepentingan keamanan.
Sumber-sumber perekonomian dan pemukiman harus dilindungi. Perencanaan
pembangunan harus mempertimbangkan kepentingan keamanan tersebut dalam arti
luas, selain mempertimbangkan aspek kesejahteraan untuk masyarakat luas.
b. Pengelolaan sumber kekayaan alam dengan
memperhatikan asas manfaat, daya saing dan lestari serta keadilan sosial bagi
seluruh rakyat. Asas manfaat berkaitan dengan upaya pengelolaan sumber kekayaan
alam itu, digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Mempunyai daya
saing berkaitan dengan “mutu” yang tinggi standar sesuai dengan kebutuhan pasar
dan pelayanan yang menyenangkan. Begitu pula hasil pembangunan hendaknya
mencerminkan pemerataan.
Program
KB tidak hanya ditujukan kepada pengendalian tetapi peningkatan kesejahteraan
dan mutu kehidupan. Perlu diupayakan peningkatan kualitasnya melalui program
pendidikan dan keterampilan dalam arti luas untuk memulihkan kualitas SDM
Indonesia yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan dilandasi iman dan
taqwa. Di sisi lain, perlu diupayakan agar menjadi sebaran yang proporsional,
melalui program pengembangan atau pembangunan wilayah luar Pulau Jawa. Pada
tahap awal transmigrasi boleh jadi alternatif, tetapi relokasi industri di
Pulau Jawa ke luar Pulau Jawa serta pengembangan potensi-potensi perekonomian
di wilayah luar Pulau Jawa.
B.
Aspek
Pancagatra
a.
Pemahaman penghayatan dan pengamalan Pancasila
(ideologi)
Penataran dan pengajaran Pancasila di masyarakat
dan sekolah masih dianggap kurang efektif karena cenderung berorientasi kepada
ketermapilan kognitif dan formalitas. Dalam konteks ini suatu hal yang perlu
dan harus diingat bahwa P4 adalah norma yang mengandung nilai-nilai luhur dalam
kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Dan kalaupun ada kelemahan
kekurangan dalam pengamalannya, itu adalah kesalahan oknum, bukan kesalahn
P4nya.
b.
Penghayatan budaya Pancasila
Suasana harmonis, terpadu dan bersinergi perlu
diciptakan sehingga setiap keputusan politik yang diambil sesuai dengan
aspirasi yang berkembang dalam masyarakat berlandaskan hukum yang berlaku.
Indonesia berdasar atas hukum (rechstaat) tidak berdasar kekuasaan belaka
(machstaat). Rule of law berasaskan supremacy of law, persamaan di muka hukum
atau equality before the law (Pasal 27 ayat (1) UUD 1945). Jika rule of law
dengan asas-asasnya dapat kita lukakn dengan baik diiringi dengan makin
meningkatnya “kecerdasan” rakyat, pemerintahan yang bersih dan berwibawa maka
“partisipasi” politik rakyat akan meningkat.
c.
Mewujudkan perekonomian yang efisien, pemerataan
dan pertumbuhan yang tinggi
Kendatipun struktur perekonomian Indonesia makin
seimbang antara sektor pertanian dengan sektor industri dan jasa, namun belum
efisien. Adanya kebocoran, KKN, pungutan liar, dan lain0lain yang sejenis
dianggap menodai perekonomian Indonesia. Dengan pemerataan kita akan mencapai
pertumbuhan. Konsep ini mengarah kepada empowerment (pemberdayaan masyarkat),
dan bukan konglomerasi pada sekelompok kecil anggota masyarkat. Paradigma
empowerment atau pemberdayaan masyarakat dilandasi oleh pemikiran bahwa
pembangunan akan berjalan dengan sendirinya apabila masyarkat mengelola sumber
daya alam yang mereka miliki dan emnggunakan untuk pembangunan masyarakat.
Perbedaan antara model pembangunan yang partisipatif dengan model empowerment
terletak dalam hal model empowerment rakyat miskin, tidak hanya aktif
berpartisipasi dalam proses pemilihan program, perencanaan dan pelaksanaanya.
Dalam model partisipasi keterlibatan rakyat dalam proses pembangunan hanya
sebatas pada pemilihan, perencanaan dan pelaksanaan, sedang pemerintah tetap
menguasai dana guna mendukung pelaksanaan program. Pemberdayaan rakyat tidak
akan berhasil apabila tidak didukung suatu sistem politik dan ekonomu yang
demokratis. Reformasi eknomi dengan model pemberdayaan ini harus disertai
dengan reformasi di bidang politik. Birokrasi negara harus memiliki sikap
mental baru yakni sikap memfasilitasi masyarakat dan bertanggung jawab pada
masyarakat terhadap segala kebijaksanaannya.
d.
Memantapkan identitas Nasional Bhinneka Tunggal
Ika
Perlu disadari dalam kemajemukan itu terdapat
kerawanan yaitu gampang dipecah belah. Oleh karena itu, perlu diciptakan iklim
yang kondusif untuk hidup bersama dalam suasan kebhinnekaan tersebut. Hilangkan
premordialisme. Kondisi-kondisi yang mengarah kepada pertentangan SARA harus
dihilangkan. Selain itu, mengekkan hukum dengan asas-asasnya mutlak diterapkan.
e.
Memantapkan kesadaran bela negara
Bela negara dalam pengertian yang luas tidak
hanya menyangkut masalah kemiliteran atau Hankam, tetapi pada seluruh aspek
kehidupan bangsa dan negara. Stabilitas keamanan dalam pembangunan Nasional
maka yang lebih esensial harus dipadukan atau dimantapkan ialah kesamaan pola
pikir, pola sikap dan pola tindak kita untuk mencapai kasra dalam cita-cita
nasional, tujuan nasional, tujuan Pembangunan Nasional, sasaran pembangunan
nasional, dan kepentingan Nasional.
Kedelapan aspek kehidupan (astagatra) ditempatkan atau
dianggap sebagai komponen proses yang akan memproses baik langsung maupun tidak
langsung input mentah (maslah masyarkat) menjadi output berupa kondisi tannas
sesaat itu kesejahteraan dan keamanan. Tingkat tannas yang kita ciptakan
tersebut melalui pembangunan nasional dengan pendekatan tad mengarah kepada
kebangkitan bangsa Indonesia untuk menyejajarkan dirinya dengan bangsa-bangsa
yang telah maju (national rivival), tannas yang tangguh (national resiliencies)
dan kelangsungan hidup bangsa dan negara atau kejayaan bangsa dan negara
(national survival) yang bebas dari berbagai bentuk penjajahan.
Kelemahan-kelemahan gatra
sumber kekayaan alam Indonesia :
· Belum
adanya data inventarisasi potensi dan penyebaran sumber kekayaan alam secara menyeluruh.
· Belum sepnuhnya sumber kekayaan alam tersebut
dimanfaatkan secara optimal
· Teknologi
pengolahan yang masih rendah.
Harapan kondisi tannas Indonesia untuk
menghadapi era globalisasi ialah bahwa tannas Indonesia harus diupayakan untuk
mampu meberikan jaminan terhadap identitas dan integritas nasional, eksistensi
bangsa Indonesia dan negara kesatuan Republik Indonesia, dan tercapainya tujuan
serta cita-cita nasional.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Simpulan
Sebagai
kesimpulan secara umum bahwa Nasionalisme bangsa Indonesia belum memudar,
sekalipun saat ini didera oleh pengaruh globalisasi dan liberalisasi serta
proses demokratisasi. Tantangan baru ini harus dihadapi dengan serius dan
optimisme, bilamana tidak di pupuk kembali dan tidak mendapat dorongan semangat
baru oleh para pemimpin bangsa ini, maka tidak mustahil faham tentang
kebangsaan ini akan tersapu oleh peradaban baru yang sangat bertentangan dengan
nilai-nilai luhur sosio-kultural bangsa kita.
Hanya
tekad dan semangat yang disertai usaha yang serius melalui wahana pendidikan
akan dapat diharapkan mampu melestarikan semangat nasionalisme. Tidak salah
kiranya bahwa perhatian para pemimpin, tokoh masyarakat, serta seluruh komponen
kekuatan bangsa untuk bersama-sama membenahi sistem pendidikan nasional, agar
mampu menghasilkan lulusan/hasil didik sebagai generasi penerus bangsa yang
dapat membawa kemajuan dan kejayaan di era Indonesia baru.
Pada
sisi lain sosialisasi nilai-nilai Intrinsik nasionalisme melalui berbagai
lembaga dan masyarakat harus terus diupayakan. Karena generasi bangsa ini terus
diperbarui oleh generasi baru yang menuntut pemahaman yang hakiki.
Komplit bgt ni min mkalahnya..
BalasHapustapi kalo bisa dicantumkan juga ya min daftar pustaka dan daftar isinya hehehe
makasih
TOLONG SUMBER NYA DI LAMPIRKAN
BalasHapusPerlu dilampirkan juga sumbernya karena hal itu sangat penting
BalasHapusPlay Blackjack for Free with Lucky Club Casino Site
BalasHapusGet free luckyclub blackjack online for fun, no signup or registration needed at Lucky Club casino site. Free Blackjack online for fun, no signup or registration needed at Lucky Club